|Terkini dari milan|

1. Amihana: Nilai Sekeping Hati 56 was the last post. New entry? Ntahla... (- . -')
2. SUS - dihentikan untuk seketika.
3. ABB - sedang dirombak. Progress may be updated.

Followers

Wednesday, April 11, 2007

::Kusimpul Mati - Prolog::

Mumbling o milanhawkin at 4:23 PM
Kutuliskan kesedihan
Semua tak bisa kau ungkapkan
Dan kita kan bicara dengan hatiku
Buang semua puisi
Antara kita berdua
Kau bunuh dia sesuatu
Yang kusebut cinta

Yakinkan aku Tuhan
Dia bukan milikku
Biarkan waktu, waktu
Hapus aku...

Sadarkan aku Tuhan
Dia bukan milikku
Biarkan waktu, waktu
Hapus aku...

Ah, mendengarkan bait-bait lirik lagu dendangan kumpulan Nidji itu membuatkan air mata ini bergenang tiba-tiba. Hatiku terasa sebak dan pilu. Kebenaran lagu itu begitu terserlah, sekurang-kurangnya pada aku.

Ya, dia memang bukan milikku. Takkan pernah menjadi milikku. Walau pada zahirnya kami saling memiliki. Ya Allah, bilakah akan berakhir seksaan perasaan ini. Sungguh aku tak mampu lagi menahannya. Beban ini teramat berat untuk kutanggung sendirian.

Kupandang potret di meja hias itu. Tiap kali aku merenung potret itu, tiap kali itu juga terngiang-ngiang kata-kata terakhirnya padaku waktu itu. Waktu dia nekad untuk meninggalkan bumi Malaysia. Nekad untuk meninggalkanku.

“Kita selesaikan masalah kita bila aku pulang ke sini semula. Till then, you can do whatever you want. I don't give a damn!”

Aku cuba tersenyum namun senyuman itu terasa begitu pahit pada bibirku. Malah aku cuba menyalami tangannya, sebagaimana layaknya seorang isteri tetapi tanganku tak bersambut. Dia terus melangkah meninggalkan aku. Sendirian.

Kata-kata itu sudah cukup sebagai bukti yg sememangnya dia tak memerlukan aku dalam hidupnya. Lalu kenapa aku masih di sini? Di rumah ini? Bukankah hati ini telah dirobek-robekkan olehnya? Tidakkah maruah ini direndah-rendahkan olehnya? Tidakkah cinta ini telah dipersia-siakan olehnya?

Aku melepaskan keluhan perlahan-lahan. Tampannya dia tersenyum begitu. Segaknya dia dengan kemeja putihnya dengan lengan baju disingsing ke paras siku. Hati ini luluh melihat kekacakkannya. Dengan lesung pipit di pipi kirinya tiap kali dia tersenyum, tidak hairanlah ramai gadis yg jatuh hati padanya. Apa lagi senyumannya itu selalu dihiasi dengan sepasang siung kecil. Nampak 'wicked'. Tapi senyuman itu tak pernah dihulurkan padaku. Tidak seikhlas hatinya. Aku ingin sekali melihat dia menghadiahkan senyumnya padaku. Ah, beranganlah kau Mila.

Too much... bisikku pada diri sendiri. Memang kalau nak dibandingkan antara aku dan dirinya, sungguh kami terlalu tidak sepadan. Boleh dikatakan dia terlalu tampan untukku. Namun semua yang berlaku adalah kehendakNya. TakdirNya adalah anugerah terindah untuk insan sekerdil aku, tapi merupakan mimpi paling ngeri buat lelaki itu. Sungguh, permainan takdir ini terlalu hebat buat kami.

Ya Allah, andai kata memang benar sudah tercatat dalam takdirMu bahawa aku takkan mungkin memilikinya, hapuskanlah rasa cinta ini Ya Allah, sedarkanlah hambaMu ini... kupanjatkan doa dalam diam.

5 demented soul(s):

Anonymous said...

citer yang menarik....

milanhawkin said...

thank you cik anon kerna sudi membaca :)

Unknown said...

Assalamualaikum,
saya adalah salah seorang pembaca novel di blog ini. Berminat tak untuk menual enovel terus kepada pembaca?
Jika berminat sila hubungi penulis@appnovella.com untuk penjelasan lanjut

Unknown said...

menjual

Unknown said...

Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
Jika ya, silahkan kunjungi website kami www.kumpulbagi.com atau www.facebook.com/kumpulbagi/ untuk info selengkapnya.

Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)

 

thydivaontheloose... tempat ambe jadi minah jiwang Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review